Profil Desa Ngentak
Ketahui informasi secara rinci Desa Ngentak mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kumpulrejo, Kecamatan Grabag, Purworejo. Mengupas filosofi "Kumpulrejo" (berkumpul untuk sejahtera) yang menjadi spirit gotong royong dalam mengelola pertanian, menghadapi tantangan, dan membangun kemakmuran komunal di lumbung pangan Purworejo
-
Filosofi "Kumpulrejo" (Berkumpul Menuju Sejahtera)
Memiliki nama dan identitas yang mencerminkan kuatnya modal sosial, di mana semangat gotong royong dan kebersamaan menjadi fondasi utama dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari pertanian hingga mitigasi bencana.
-
Pertanian Berbasis Kolektif
Perekonomian desa ditopang oleh sektor pertanian padi yang dikelola secara kolektif melalui kelembagaan kelompok tani (Poktan/Gapoktan) yang aktif dan solid.
-
Ketangguhan Komunal
Menghadapi tantangan bencana banjir di dataran rendah dengan mengandalkan kekuatan solidaritas dan kerja sama komunal sebagai strategi pertahanan dan pemulihan yang paling efektif.
Di Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, sebuah wilayah yang dikenal sebagai lumbung pangan, terdapat Desa Kumpulrejo. Nama desa ini bukanlah sekadar label, melainkan sebuah manifesto dan filosofi hidup masyarakatnya. "Kumpulrejo", yang berasal dari kata "Kumpul" (berkumpul, bersama-sama) dan "Rejo" (makmur, sejahtera), adalah cerminan dari keyakinan bahwa kemakmuran sejati hanya dapat diraih melalui kebersamaan. Desa ini adalah potret tentang bagaimana kekuatan modal sosial dan semangat gotong royong menjadi mesin penggerak utama dalam mengolah tanah yang subur dan menghadapi tantangan alam.
"Kumpulrejo": Filosofi Kebersamaan dan Tata Geografisnya
Sejarah penamaan Desa Kumpulrejo diyakini berakar dari fungsinya di masa lalu sebagai pusat pertemuan atau tempat berkumpulnya masyarakat dari berbagai wilayah untuk berinteraksi dan berdagang, dengan harapan bersama untuk mencapai kesejahteraan. Filosofi "berkumpul untuk sejahtera" ini mendarah daging dan menjadi DNA sosial yang membentuk setiap aspek kehidupan di desa. Prinsip musyawarah, kerja sama dan saling membantu menjadi landasan utama dalam menjalankan roda pemerintahan, ekonomi, dan kemasyarakatan.Secara geografis, Desa Kumpulrejo memiliki luas wilayah sekitar 1,44 kilometer persegi. Terletak di dataran rendah pesisir selatan Purworejo, topografinya datar dan dialiri oleh jaringan irigasi yang menjadi sumber kehidupan bagi lahan pertanian yang luas. Batas-batas wilayah Desa Kumpulrejo meliputi:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Dukuhdungus
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Tulusrejo
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Grabag
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Aglik
Berdasarkan data kependudukan per 25 Agustus 2025, Desa Kumpulrejo dihuni oleh 4.332 jiwa. Dengan luas wilayah 1,44 km², maka tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi, yakni mencapai 3.008 jiwa per kilometer persegi. Tingginya angka ini menunjukkan bahwa desa ini merupakan pusat pemukiman yang padat dan dinamis.
Pertanian Kolektif sebagai Mesin Kesejahteraan
Spirit "Kumpulrejo" paling nyata terlihat dalam pengelolaan sektor pertaniannya. Sebagai desa lumbung pangan, pertanian padi sawah beririgasi teknis adalah pilar utama ekonomi. Namun yang membedakannya adalah penekanan pada pengelolaan secara kolektif. Kelembagaan petani seperti Kelompok Tani (Poktan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) bukan sekadar formalitas, melainkan forum hidup tempat segala keputusan penting diambil bersama.Mulai dari penentuan jadwal tanam, pengaturan distribusi air irigasi, pembelian pupuk dan bibit secara kolektif untuk mendapatkan harga yang lebih baik, hingga penanganan hama secara serentak, semuanya dilakukan melalui musyawarah. Sistem lumbung desa, baik dalam bentuk fisik maupun sebagai sebuah sistem sosial untuk menjaga ketahanan pangan dan stabilitas harga, juga menjadi perwujudan dari semangat kebersamaan ini. Pendekatan kolektif ini terbukti mampu meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya produksi, dan memperkuat posisi tawar para petani.
Diversifikasi Usaha Berbasis Komunitas
Di luar pertanian padi, semangat "berkumpul untuk sejahtera" juga mendorong lahirnya berbagai usaha ekonomi berbasis komunitas. Kelompok Wanita Tani (KWT) aktif dalam mengolah hasil pertanian menjadi produk bernilai tambah, seperti aneka makanan ringan tradisional, keripik, atau jajanan pasar yang kemudian dijual secara kolektif.Potensi pengembangan Koperasi Unit Desa (KUD) atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kumpulrejo sangat besar. Lembaga-lembaga ini dapat menjadi wadah untuk "mengumpulkan" modal dan sumber daya dari masyarakat untuk dikelola secara profesional demi keuntungan bersama. Misalnya, dengan mendirikan unit usaha penggilingan padi modern, unit simpan pinjam, atau unit pemasaran hasil bumi dan produk UMKM desa.Di sektor peternakan, budidaya ternak seperti kambing, sapi, atau unggas juga seringkali dikelola dengan semangat kebersamaan, di mana para peternak dalam satu kelompok saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Gotong Royong: Kunci Menghadapi Tantangan Air
Berada di dataran rendah membuat Desa Kumpulrejo akrab dengan tantangan pengelolaan air, terutama ancaman banjir di musim penghujan. Dalam menghadapi "musuh bersama" ini, filosofi "Kumpulrejo" kembali menunjukkan kekuatannya. Mitigasi dan respons terhadap bencana banjir dilakukan secara komunal dengan semangat gotong royong yang luar biasa.Sebelum Bencana: Warga secara rutin berkumpul untuk kerja bakti membersihkan saluran-saluran irigasi dan drainase dari sampah dan sedimentasi. Informasi mengenai potensi datangnya banjir disebarluaskan secara cepat melalui jaringan komunikasi informal antarwarga, memastikan semua orang waspada.Saat dan Setelah Bencana: Solidaritas sosial menjadi pemandangan yang mengharukan. Warga yang rumahnya lebih aman akan menampung tetangga yang kebanjiran. Dapur umum didirikan secara swadaya. Setelah banjir surut, proses pembersihan lumpur dan perbaikan rumah dilakukan bersama-sama, meringankan beban bagi korban yang paling parah terdampak. Bagi masyarakat Kumpulrejo, banjir bukanlah bencana individual, melainkan masalah komunal yang harus diatasi dengan kekuatan bersama.
Kehidupan Sosial yang Guyub dan Terorganisir
Kehidupan sosial di Desa Kumpulrejo dapat digambarkan dengan satu kata: guyub (rukun, akrab, dan solid). Interaksi sosial tidak hanya terjadi dalam lingkup keluarga, tetapi meluas dalam berbagai organisasi kemasyarakatan yang aktif. Karang Taruna menjadi motor penggerak kegiatan kepemudaan, sementara kelompok PKK menjadi ujung tombak program pemberdayaan perempuan dan keluarga.Kegiatan keagamaan dan tradisi budaya menjadi momen penting untuk "berkumpul", memperkuat ikatan silaturahmi, dan merayakan kebersamaan. Masjid, musala, dan balai desa bukan hanya bangunan fisik, tetapi merupakan pusat-pusat interaksi sosial tempat nilai-nilai kebersamaan terus dipupuk dan dilestarikan.Visi pembangunan Desa Kumpulrejo ke depan adalah untuk terus memperkuat modal sosialnya sebagai fondasi utama dalam mencapai kemajuan. Di tengah era modern yang cenderung individualistis, Kumpulrejo bercita-cita menjadi teladan tentang bagaimana kebersamaan dapat menjadi kekuatan ekonomi dan ketahanan sosial yang paling ampuh. Dengan terus memegang teguh filosofi "berkumpul untuk sejahtera", desa ini tidak hanya akan membangun ekonomi, tetapi juga membangun sebuah komunitas yang tangguh, peduli, dan benar-benar makmur secara lahir dan batin.
